Tamu di Blog ini

Kamis, 30 Oktober 2008

Chip memori dua gigabit DDR3


Perusahaan elektronik Samsung menyatakan pihaknya mulai memroduksi secara massal chip memori dua gigabit DDR3 dengan menerapkan teknologi 50 nanometer untuk pertama kali di dunia.
Chip memori berdasarkan teknologi proses 50 nanometer ini memiliki kemampuan kecepatan transfer data 1,6 kai lipat lebih cepat (1333 Mbps) daripada produk chip dua gigabit DDR2 dengan teknologi 60 nanometer yang dikembangakn tahun lalu oleh Samsung (kecepatan transfer data 800Mbps per detik).

DDR

DDR atau ‘Double Data Rate’ menandai cara operasi chip memori D Ram. Memori DDR 3 adalah generasi terbaru yang merupakan generasi ketiga DDR.

Istilah

D Ram ‘Dynamic Random Access Memory’ adalah sejenis memori semikonduktor yang memiliki dua tipe, S Ram dan D Ram. S Ram adalah memori yang memegang isi datanya selama listrik tetap berjalan, tetapi D Ram Dinamik (DRAM) membutuhkan operasi tertentu untuk "disegarkan" secara periodik pada waktu listrik dipasok. S Ram dirancang selalu membutuhkan aliran listrik sehingga mengonsumsi daya listrik 2 kali lipat lebih banyak daripada D Ram dan biaya produksinya juga mahal.
D Ram lazimnya dipakai sebagai memori komputer karena bisa menyimpan data saat dipasok listrik secara periodik dalam waktu singkat dan biaya produksinya murah daripada S Ram. D Ram biasanya digunakan di dalam PC dan WorkStation sebagai memori berkapasitas besar. S Ram biasanya digunakan untuk sistem perangkat kecil termasuk laptop, alat pengukur elektronik, dan printer.




2 gigabit DDR3

Klasifikasi memori dari jenis SDR sampai DDR3 ditentukan oleh ‘Bandwith’ yaitu besarnya data yang dapat ditransfer atau diolah dalam waktu satu detik (satuan MB/s atau Megabit perdetik). Yakni kalau dikiaskan dengan jalan raya, SDR bisa diibaratkan dengan jalan yang hanya memiliki satu jalur, DDR memiliki jalan 2 jalur, DDR 2 jalan 4 jalur dan DDR3 jalan 8 jalur.
Kemudian ‘Byte’ berarti kecepatan yang melintasi ‘bandwith’ dalam memori itu. Oleh karena itu, 2 gigabit DDR3 berarti chip memori yang memiliki kapasitas bawah datanya melintasi jalan 8 jalur dengan kecepatan 2 gigabit. Kalau menghitung volume data secara keseluruhan, 2 gigabit DDR3 lebih cepat dariapda 4 giga DDR2. Yakni sama seperti saat arus lalu lintas di jalan yang memiliki 8 jalur akan lebih cepat dan lancar daripada jalan 4 jalur.



2 gigabit DDR3 berdasarkan teknologi 50 nanometer

Teknologi 50 nanometer adalah teknologi untuk membuat semikonduktor terbaru yang memiliki jarak hanya 50 nanometer di antara sirkuit semikonduktor.
1 nanometer adalah 1 per 2.000 dari ukuran rambut. Teknologi proses itu membuat ukuran chip memori lebih kecil. Chip yang diproduksi dengan teknologi 50 nanometer ini memiliki kemampuan dua kali lipat dibanding model chip DDR3 sebelumnya dan lebih hemat energi 40 persen dibanding modul satu gigabit.



Menjadi produsen utama DDR3

Menurut prospek hasil pemeriksan IDC, pasar D Ram DDR3 akan bertumbuh sampai 75 persen dari 29 persen pada tahun 2009. Pangsa pasar produk 2 gigabit dari DDR3 di pasar cepat bertumbuh hingga menjadi 33 persen pada tahun 2011 dari 3 persen sekarang, sehingga akan menjadi produk pokok dalam beberapa tahun kemudian di pasar. Oleh karena itu, Samsung memegang momentum untuk memimpin pasar 2 gigabit DDR 3 di pasar dunia.


Buku Pelajaran Digital


Beberapa sekolah belakangan ini terpilih untuk menerapkan sistem buku pelajaran digital berbasis ‘Tablet PC’ yang menyajikan bahan studi beragam dalam berbagai bentuk, seperti streaming video, film animasi dan virtual reality di kelas mereka. Departemen pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Korea merencanakan untuk memperkenalkan buku pelajaran digital kepada 100 lebih Sekolah Dasar, SLTP dan SMU di seluruh negeri dengan anggaran 60 juta dolar sampai tahun 2011.
Berdasarkan laporan yang diajukan oleh sekolah-sekolah tersebut pada akhir tahun 2011, pihak departemen akan memutuskan apakah sistem itu akan diterapkan pada lebih banyak sekolah di seruluh pelosok negeri atau tidak.



Buku Pelajaran Digital

Buku pelajaran konvensional yang hingga kini digunakan di sekolah umum, berwujud buku kertas dengan teks dan gambar yang dicetak.
Sedangkan buku pelajaran digital menggunakan bentuk multimedia beragam untuk menyajikan konten yang lingkupnya lebih luas kepada para siswa. Buku pelajaran digital mengintegrasikan konten buku pelajaran tradisional dengan lingkup multimedia yang bervariasi, seperti VOD, file animasi, virtual reality dan hyperlink. Buku digital berdasarkan Tablet PC itu juga memungkinkan para pengguna memberi garis bawah dan mencatat teks, bahkan menggunakannya sebagai buku tulis.
Sistem digital itu juga menyajikan fungsi interaktif dan program dalam lingkup luas yang memungkinkan para siswa untuk belajar konten sesuai dengan karakteristik dan tingkat kemampuan akademis personal mereka. Hal yang lebih bagus lagi adalah segera bisa di-update fakta baru dan pengetahuan mutakhir. Sistem tersebut juga bisa dihubungkan dengan sumber sosial maupun jaringan database masyarakat umum.
Secara ringkas, buku pelajaran digital bisa dikatakan sebagai ‘kelas digital’ atau ‘revolusi TI di dalam kelas’.



Tablet PC

Apakah Tablet PC itu? Tablet PC adalah perangkat yang mengkombinasikan fungsi komputer laptop dan PDA. PC istimewa itu ringan, ukurannya lebih kecil daripada laptop dan bisa dikoneksi secara online. Selain itu, perangkat canggih tersebut juga memiliki fungsi pengenal tulisan dan gambar dengan tangan dan suara, serta dilengkapi dengan layar sentuh. Fungsi ‘digital pen’ memungkinkan pengguna untuk menulis secara langsung di atas layar sentuh tersebut; sedangkan fungsi pengenal suara memungkinkan pengguna bisa mengontrol komputer atau mendikte tersendiri melalui perintah suara pengguna. Mantan CEO Microsoft, Bill Gates, mendefinisikan Tablet PC sebagai perangkat yang bertujuan untuk “komputing, komunikasi dan buku elektronik”.



Proyek Buku Pelajaran Digital

Departemen pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Korea merencanakan untuk melakukan lebih banyak ujicoba dan mengembangkan buku pelajaran digital yang ada, sebelum memutuskan apakah akan meluncurkan proyek tahap berikutnya.
Pihak departemen merencanakan untuk menggunakan teknologi dan infrastruktur TI kelas dunia Korea secara penuh. Apabila pengembangan konten dan sistem inovatif itu sukses dilaksanakan, maka hal tersebut akan bisa membuka era revolusi pendidikan di Korea.
Singapura dan Amerika Serikat pernah mendorong proyek serupa di masa lalu, tetapi gagal karena keterbatasan teknologi dan kurangnya kemampuan komputer. Karena itu, Korea menjadi satu satunya negara di dunia yang melaksanakan rancangan ambisius tersebut.
Proyek buku pelajaran digital memang akan menghadapi banyak hambatan, seperti biaya, pengembangan konten, dan efek sampingan yang bisa muncul akibat penggunaan komputer yang berlebihan oleh para siswa; termasuk sindrom VDT atau ‘Video Display Terminal’, yaitu dampak negatif yang timbul setelah lama bekerja di depan layar komputer.


Tugas utama untuk sukses proyek Buku Pelajaran Digital

Biaya: Total 12 trilyun won akan dibutuhkan untuk menyajikan buku pelajaran pada setiap kelas di 244.000 sekolah di seluruh negeri. Jumlah itu sepertiga dari jumlah anggaran pendidikan nasional setahun. Pemerintah belakangan ini mengharapkan harga Tablet PC akan menurun.

Pemeliharan /Perbaikan: Rata-rata tingkat harapan hidup Tablet PC adalah sekitar 3 atau 4 tahun karena penggunanya adalah para siswa. Pembangunan infrastruktur perlu waktu lama dan biaya, tetapi biaya pemeliharaan sistem juga menjadi masalah yang lebih besar.

Konten: Masalah yang terkait piranti keras bisa diatasi dengan pengeluaran dana, tetapi pengembangan konten membutuhkan sekaligus dana, waktu dan upaya, serta ide inovatif.

Efek Sampingan: Dengan peningkatan penggunaan Tablet PC, efek sampingan kesehatan, termasuk sindrom VDT atau ‘video display terminal’ harus dipertimbangkan.

Layanan Internet Berbasis Jaringan Kabel Serat Optik

Korea Selatan menegaskan kembali posisinya sebagai negara kuat di bidang Internet yang memimpin perkembangan infrastruktur Internet berkecepatan ultra.
Menurut laporan statistik yang diumumkan oleh OECD pada 25 Oktober, 12,2 orang dari 100 penduduk Korea adalah pelanggan layanan Internet berkecepatan tinggi berbasis jaringan kabel serat optik atau fiber optik LAN (Local Area Network).
Dari segi jumlah pelanggan layanan Internet kabel optik tersebut, Korea menempati urutan atas dari 30 negara anggota OECD.

Jaringan kabel optik

Jaringan optik berarti jaringan komunikasi yang menggunakan kabel serat optik untuk bertukar data melalui pengiriman dan penerimaan sinyal cahaya.
Data itu berubah dengan antilogaritma dua digit yang terdiri atas ‘nol’ dan’ satu’.
Misalnya, pengadaan sinyal cahaya sama dengan angka ‘satu’, dan tidak ada sinyal cahaya dikenal dengan ‘nol’.
Secara ringkas, jaringan optik adalah bentuk jaringan komunikasi yang mengubah data dengan antilogaritma dua digit melalui kabel serat optik.
Keuntungan utama jaringan kabel optik adalah kecepatan pertukaran datanya lebih tinggi daripada jaringan komunikasi bentuk tradisional menggunakan kabel tembaga yang mentransmisi data melalui perubahan sinyal digital dengan sinyal listrik.
Kelemahan jaringan kabel optik adalah biaya pemasangan kabel masih tinggi; selain itu jika panjang serat optik melebihi jarak tertentu, maka sinyal cahaya yang akan ditransmisi terserap oleh kabel atau sinyalnya menjadi lemah sehingga harus dipasang sistem pengeras. Harga kabel optik juga lebih mahal daripada kabel tembaga biasa.



Internet berbasis jaringan kabel optik

Teknologi jaringan kabel optik umumnya relatif paling maju. Konten Internet berkembang menurut urutannya, yaitu dari teks - foto - audio - video dan multimedia.
Dibanding masa permulaan, jumlah data yang bisa transfer melalui jaringan meningkat drastis. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa rasio distribusi Internet berbasis kabel optik adalah indikator perkembangan tingkat teknologi negara tertentu di era informasi.



Rasio distribusi Internet kabel optik Korea di antara negara OECD

Korea Selatan diakui secara luas di dunia sebagai negara kuat di sektor Teknologi Informasi (TI). Hal itu berarti Korea telah melengkapi infrastruktur TI, termasuk jaringan Internet berkecepatan tinggi. Korea juga terus berusaha mempertahankan posisinya secara global melalui distribusi Internet berbasis kabel optik berkat investasi aktif di bidang TI dan pengembangan teknologi mutakhir.
Menurut laporan OECD terbaru, Denmark menempati urutan pertama di dunia dalam jumlah pelanggan jaringan Internet secara keseluruhan, termasuk untuk kabel optik yaitu 36,7 pelanggan per 100 penduduk. Belanda menempati urutan kedua dengan 35,5 pelanggan per 100 penduduk; disusul Norwegia pada urutan ketiga dengan 33,4 pelanggan per 100 penduduk. Sedangkan Korea Selatan menempati urutan ketujuh dengan 31,2 pelanggan per 100 penduduk.


Urutan Distribusi Jairngan Internet Kabel Optik di Negara OECD(jumlah pelanggan per 100 orang dari total penduduk


Urutan Negara dengan Jumlah pelanggan

1 Korea 12,2
2 Jepang 10,2
3 Swedia 6,0
4 Denmark 3,2
5 Norwegia 2,6
6 Slovakia 1,6