Tamu di Blog ini

Kamis, 30 Oktober 2008

Buku Pelajaran Digital


Beberapa sekolah belakangan ini terpilih untuk menerapkan sistem buku pelajaran digital berbasis ‘Tablet PC’ yang menyajikan bahan studi beragam dalam berbagai bentuk, seperti streaming video, film animasi dan virtual reality di kelas mereka. Departemen pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Korea merencanakan untuk memperkenalkan buku pelajaran digital kepada 100 lebih Sekolah Dasar, SLTP dan SMU di seluruh negeri dengan anggaran 60 juta dolar sampai tahun 2011.
Berdasarkan laporan yang diajukan oleh sekolah-sekolah tersebut pada akhir tahun 2011, pihak departemen akan memutuskan apakah sistem itu akan diterapkan pada lebih banyak sekolah di seruluh pelosok negeri atau tidak.



Buku Pelajaran Digital

Buku pelajaran konvensional yang hingga kini digunakan di sekolah umum, berwujud buku kertas dengan teks dan gambar yang dicetak.
Sedangkan buku pelajaran digital menggunakan bentuk multimedia beragam untuk menyajikan konten yang lingkupnya lebih luas kepada para siswa. Buku pelajaran digital mengintegrasikan konten buku pelajaran tradisional dengan lingkup multimedia yang bervariasi, seperti VOD, file animasi, virtual reality dan hyperlink. Buku digital berdasarkan Tablet PC itu juga memungkinkan para pengguna memberi garis bawah dan mencatat teks, bahkan menggunakannya sebagai buku tulis.
Sistem digital itu juga menyajikan fungsi interaktif dan program dalam lingkup luas yang memungkinkan para siswa untuk belajar konten sesuai dengan karakteristik dan tingkat kemampuan akademis personal mereka. Hal yang lebih bagus lagi adalah segera bisa di-update fakta baru dan pengetahuan mutakhir. Sistem tersebut juga bisa dihubungkan dengan sumber sosial maupun jaringan database masyarakat umum.
Secara ringkas, buku pelajaran digital bisa dikatakan sebagai ‘kelas digital’ atau ‘revolusi TI di dalam kelas’.



Tablet PC

Apakah Tablet PC itu? Tablet PC adalah perangkat yang mengkombinasikan fungsi komputer laptop dan PDA. PC istimewa itu ringan, ukurannya lebih kecil daripada laptop dan bisa dikoneksi secara online. Selain itu, perangkat canggih tersebut juga memiliki fungsi pengenal tulisan dan gambar dengan tangan dan suara, serta dilengkapi dengan layar sentuh. Fungsi ‘digital pen’ memungkinkan pengguna untuk menulis secara langsung di atas layar sentuh tersebut; sedangkan fungsi pengenal suara memungkinkan pengguna bisa mengontrol komputer atau mendikte tersendiri melalui perintah suara pengguna. Mantan CEO Microsoft, Bill Gates, mendefinisikan Tablet PC sebagai perangkat yang bertujuan untuk “komputing, komunikasi dan buku elektronik”.



Proyek Buku Pelajaran Digital

Departemen pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Korea merencanakan untuk melakukan lebih banyak ujicoba dan mengembangkan buku pelajaran digital yang ada, sebelum memutuskan apakah akan meluncurkan proyek tahap berikutnya.
Pihak departemen merencanakan untuk menggunakan teknologi dan infrastruktur TI kelas dunia Korea secara penuh. Apabila pengembangan konten dan sistem inovatif itu sukses dilaksanakan, maka hal tersebut akan bisa membuka era revolusi pendidikan di Korea.
Singapura dan Amerika Serikat pernah mendorong proyek serupa di masa lalu, tetapi gagal karena keterbatasan teknologi dan kurangnya kemampuan komputer. Karena itu, Korea menjadi satu satunya negara di dunia yang melaksanakan rancangan ambisius tersebut.
Proyek buku pelajaran digital memang akan menghadapi banyak hambatan, seperti biaya, pengembangan konten, dan efek sampingan yang bisa muncul akibat penggunaan komputer yang berlebihan oleh para siswa; termasuk sindrom VDT atau ‘Video Display Terminal’, yaitu dampak negatif yang timbul setelah lama bekerja di depan layar komputer.


Tugas utama untuk sukses proyek Buku Pelajaran Digital

Biaya: Total 12 trilyun won akan dibutuhkan untuk menyajikan buku pelajaran pada setiap kelas di 244.000 sekolah di seluruh negeri. Jumlah itu sepertiga dari jumlah anggaran pendidikan nasional setahun. Pemerintah belakangan ini mengharapkan harga Tablet PC akan menurun.

Pemeliharan /Perbaikan: Rata-rata tingkat harapan hidup Tablet PC adalah sekitar 3 atau 4 tahun karena penggunanya adalah para siswa. Pembangunan infrastruktur perlu waktu lama dan biaya, tetapi biaya pemeliharaan sistem juga menjadi masalah yang lebih besar.

Konten: Masalah yang terkait piranti keras bisa diatasi dengan pengeluaran dana, tetapi pengembangan konten membutuhkan sekaligus dana, waktu dan upaya, serta ide inovatif.

Efek Sampingan: Dengan peningkatan penggunaan Tablet PC, efek sampingan kesehatan, termasuk sindrom VDT atau ‘video display terminal’ harus dipertimbangkan.

0 komentar:

Posting Komentar